Master Production Schedule

Master Production Schedule

4.1    Tinjauan Pustaka

Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu). Jadwal Induk Produksi merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu (Gaspersz, 2002).

Pada dasarnya istilah MPS (Master Production Schedule) adalah jadwal produksi induk yang merupakan hasil dari aktivitas penjadwalan produksi induk. MPS mendisagregasikan dan mengimplementasikan rencana produksi. Apabila rencana produksi yang merupakan hasil dari proses perencanaan produksi (aktivitas pada level 1 dalam hirarki perencanaan prioritas) dinyatakan dalam bentuk agregat, jadwal produksi induk yang merupakan hasil dari proses penjadwalan produksi induk dinyatakan dalam konfigurasi spesifik dengan nomor item yang ada dalam Item Master and BOM (Bill of Materials) (http://thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00495 –TI%20Bab%202.pdf).

Aktivitas penjadwalan produksi induk pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana menyusun dan memperbaharui jadwal produksi induk, memproses transaksi dari MPS, memelihara catatan MPS, mengevaluasi efektivitas dari MPS, dan memberikan laporan evaluasi dalam periode waktu yang teratur untuk peninjauan ulang. Adapun fungsi dari Jadwal Induk Produksi adalah sebagai berikut (Gaspersz, 2002):

  1. Menjadwalkan produksi dan order pembelian untuk itemitem JIP.
  2. Memberikan input dasar bagi sistem MRP.
  3. Menjadi dasar bagi penentuan kebutuhan sumber daya (tenaga kerja, waktu, mesin, dan lain-lain).
  4. Menjadi dasar dalam membuat janji pengiriman pada konsumen.

Pada saat akan mendesain MPS, perlu diperhatikan beberapa faktor utama yang menentukan proses penjadwalan produksi induk. Beberapa faktor utama itu adalah (Gaspersz, 2002):

  1. Lingkungan manufacturing.
  2. Struktur produk.
  3. Horizon perencanaan, waktu tunggu produk dan production time fences.
  4. Pemilihan itemitem MPS.

Beberapa metode yang digunakan dalam perhitungan data yaitu metode tenaga kerja tetap, metode tenaga kerja berubah, metode mix strategy, dan metode transportasi. Metode tenaga kerja tetap adalah metode perencanaan produksi agregat, dimana jumlah tenaga kerja tidak mengalami perubahan (tetap). Metode tenaga kerja tetap mempunyai kecepatan produksinya konstan, yaitu operator atau pekerja bekerja tidak teralu cepat dan bekerja secara lambat (http://thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/ 2008-2-00495-TI%20Bab%202.pdf).

Metode tenaga kerja tetap melakukan variasi tingkat persediaan dengan cara mempertahankan rata-rata tingkat produksi yang tetap dan menyimpan kelebihan produksi pada bulan-bulan tertentu untuk digunakan pada bulan-bulan lain yang mengalami kelebihan permintaan. Apabila jumlah produksi lebih tinggi dari permintaan, kelebihan produksi itu disimpan sebagai persediaan. Jika jumlah produksi lebih kecil daripada permintaan, kekurangan produksi diambil dari persediaan. Kecepatan produksi konstan. Jika berlebihan produk disimpan untuk persediaan. Langkah perhitungan untuk metode tenaga kerja tetap adalah:

  1. Hitung jumlah tenaga kerja yang akan digunakan.

…………………….(4.1)

Hasilnya dibulatkan ke atas dan ke bawah:

a = TK yang dibulatkan ke bawah

b = TK yang dibulatkan ke atas

Dengan TK a

  • Total Produksi RT       = (a x JK x SHK) / Wb à dalam

unit

  • Kekurangan Produksi = (S Demand – Inventori awal) –

Total Produksi RTà dalam unit

  • Ongkos RT                 = Total Produksi RT  x  ongkos RT

/unit

  • Ongkos OT                  = Kekurangan Produksi  x  ongkos OT

/unit

  • Total Ongkos               = Ongkos OT  +  Ongkos RT

Dengan TK b

  • Total Produksi RT       = (b x JK x SHK) / Wb à unit
  • Inventori                      = Tingkat Produksi RT – (S Demand

– Invt Awal) unit

  • Ongkos RT                  = (S Demand – Inventori awal) x

Ongkos RT/unit

  • Ongkos Inventori         = Inventori x Ongkos Inventori/unit
  • Total Ongkos            =  Ongkos RT  +  Ongkos Inventori

Berikut  adalah tabel rangkuman tenaga kerja tetap adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Rangkuman TK Tetap

Periode

(1)

Demand

(2)

HK

(3)

RMH

(4)

UPRT

(5)

Over Man Hour

(6)

Unit Produced OT

(7)

Sub Kontrak

(8)

Inventori

Akhir

(9)

1

2

3

12

Total

S

S

S

S

S

Keterangan:

b.  Kolom 1: Perode 1-12

Kolom 2: Demandàdari peramalan teRpilih yang dibulatkan ke atas

Kolom 3: HK sesuai ketentuan

Kolom 4 :RMH  = STK x HK x JK

Kolom 5 :UPRT = RMH / Wb

Kolom 6 :OMH = Kapasitas lembur (25%) x RMH

Kolom 7 :Demand – UPRT – Inventori Awal

Kolom 8 :(25% x UPRT) – DemandUnit Produk OT

Kolom 9 :Inventori akhir = UPRT + Inventori-Demand

Catatan: Untuk periode 1 inventori awal = 500, untuk periode berikutnya inventori akhir periode sebelumnya.

  1. Hitung Ongkos produksinya
  • Ongkos RT                     = S UPRT  x  Ongkos RT
  • Ongkos OT                     = S Unit Produced OT x Ongkos OT
  • Ongkos Inventori           = S Inventori x Ongkos Inventori
  • Total Ongkos Produksi   = S Ongkos RT + S Ongkos OT

+ Ongkos Inventori

Metode tenaga kerja berubah adalah metode perencanaan produksi agregat, dimana jumlah tenaga kerja mengalami perubahan. Rencana produksi metode tenaga kerja berubah dibuat sesuai kebutuhan (demand) dengan menambah tenaga kerja jika kekurangan tenaga kerja atau mengurangi tenaga kerja jika kelebihan tenaga kerja. Metode tenaga kerja berubah berupa strategi melakukan variasi jumlah tenaga kerja dengan cara menambah atau mengurangi sejumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan kapasitas produksi pada bulan yang bersangkutan. Berikut adalah rangkuam tenaga kerja berubah dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2

Rangkuman TK Berubah

Periode

(1)

Demand

(2)

K

(3)

TK

(4)

PRT

(5)

MHP

(6)

MH

(7)

Hiring(8)

Lay Off (9)

Under Time

(10)

1

2

3

12

Total

S

S

S

S

S

S

 

Keterangan:

Kolom 1      : Periode 1-12

Kolom 2      : DemandàPeramalan dari Metode RegresiàPeriode 13-24

Kolom 3      : Hari Kerja sesuai ketentuan

Kolom 4      : cari setiap periode, dibulatkan ke atas

Kolom 5      : UPRT (Unit Produced Regular Time)

UPRT = Demand atau Permintaan (unit) jika terdapat inventori, maka UPRT periode 1 dikurangi inventori

Kolom 6      : RMHP (Regular Man Hour Product) (dlm jam orang)

RMHP = UPRT x Wb

Kolom 7      : RMH (Regular Man Hour) (dalam jam orang)

RMH = S TK x HK x JK

Kolom 8      : Hiring = Penambahan Tenaga Kerja

Kolom 9      : Lay Off = Pengurangan Tenaga Kerja

Kolom 10    : Under Time = RMH-RMHP = Kolom 7-Kolom 6

Tabel 4.3

Rangkuman Ongkos Produksi

Ongkos RT

Ongkos Hiring

Ongkos Lay Off

Ongkos Under Time

S

S

S

S

Keterangan:

  • S Cost RT                  = UPRT x RT Cost
  • S Cost Hiring             = Hiring x Hiring Cost
  • S Cost Lay Off            = Lay Off x Lay Off Cost
  • S Cost Under Time     = Under Time x Under Time Cost
  • S Production Cost      = SCost RT+ SCost Hiring + SCost Lay Off +

SCost UnderTime

Metode mix strategy adalah metode perencanaan produksi agregat yang menggabungkan metode tenaga kerja tetap dengan metode tenaga kerja berubah. Metode mix strategy hanya menggabungkan nilai-nilai yang didapat pada metode tenaga kerja tetap dan metode tenaga kerja berubah. Penggabungan terletak pada 6 metode awal menggunakan metode tenaga kerja tetap dan 6 metode akhir menggunakan metode tenaga kerja berubah. Adapun hasil dari rangkuman metode mix strategy  yang terdapat pada tabel dibawah ini adalah sebagai berikut:

 

 

 

Tabel 4.4

Rangkuman Metode Mix Strategy

Periode

(1)

Demand

(2)

HK

(3)

TK

(4)

Regular Man Hour

(5)

Regular Man Hour Prod

(6)

Unit Produced RT

(7)

Over Man Hour

(8)

Unit Pro. OT

(9)

Sub Kontrak

(10)

1

12

Total

 

Tabel 4.4 (Lanjutan)

Rangkuman Metode Mix Strategy

Hiring

(11)

Lay Off

(12)

Under

Time

(13)

Inventori Akhir

(14)

Ongkos RT

(15)

Ongkos

OT

(16)

Ongkos SC

(17)

Ongkos Inventori

(18)

Ongkos Hiring

(19)

Ongkos Lay Off

(20)

Ongkos Under Time

(21)

Keterangan:

Untuk 6 periode pertama à Gunakan metode tenaga kerja tetap (1-6)

Untuk 6 periode berikutnya à Gunakan metode tenaga kerja berubah (7-12).

Untuk RMHP, dari metode tenaga kerja tetap nilainya sama dengan RMH-nya.

Menghitung total ongkos produksi:

Total Ongkos = Total Ongkos RT + Total Ongkos OT + Total Ongkos SC +Total Ongkos Inventori + Total Ongkos Hiring + Total Ongkos Lay Off  + Total Ongkos Under Time

Metode transportasi merupakan metode perencanaan produksi agregat yang berfungsi untuk menentukan rencana pengiriman barang dengan biaya minimal. Menurut Ayu (1994) masalah transportasi juga membahas pendistribusian suatu komoditas dari sejumlah sumber (supply) ke sejumlah tujuan (demand) dengan tujuan untuk meminimumkan biaya yang terjadi dari kegiatan tersebut, karena ide dasar dari masalah transportasi adalah meminimasi biaya total transportasi. Ciri dari masalah transportasi yaitu terdapatnya sejumlah sumber dan sejumlah tujuan, jumlah komoditas sumber atau tujuan besarnya tertentu dan kapasitasnya sesuai, serta biaya yang terjadi besarnya tertentu. Ciri dari masalah transportasi antara lain:

  1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan.
  2. Kuantitas komoditas sumber tujuan besarnya tertentu.
  3. Jumlah pengiriman komoditas sesuai kapasitas sumber atau tujuan.
  4. Biaya yang terjadi besarnya tertentu.

Tinggalkan komentar