Material Requirement Planning

Material Requirement Planning

5.1       Tinjauan Pustaka

Perencanaan kebutuhan material dapat didefinisikan sebagai suatu teknik atau set prosedur yang sistematis untuk penentuan kuantitas serta waktu dalam proses perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung pada itemitem tingkat (level) yang lebih tinggi (dependent demand). Ada 4 kemampuan yang menjadi ciri utama dari sistem MRP yaitu (Gaspersz, 2002):

  1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat.
  2. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item.
  3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan pemesannan.
  4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.

Sistem MRP adalah suatu prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi berbasis komputer yang dirancang untuk menerjemahkan jadwal induk produksi menjadi “kebutuhan bersih: “untuk semua item, sistem MRP dikembangkan untuk membantu perubahan manufaktur mengatasi kebutuhan akan itemitem dependen secara lebih dan efisien. Disamping itu, sistem MRP dirancang untuk membuat pesanan-pesanan produksi dan pembelian untuk mengatur bahan baku dan persediaan dalam proses sehingga sesuai dan pembelian untuk mengatur aliran bahan baku dan persediaan yang tersedia dalam bahan baku sehingga sesuai dengan jadwal produksi untuk produksi akhir. Hal ini memungkinkan perusahan memelihara tingkat minimum dari itemitem yang kebutuhannya dependen, tetapi tetap dapat menjamin terpenuhannya jadwal produksi untuk produk akhirnya. Sistem MRP juga dikenal sebagai perencanaan kebutuhan berdasarkan tahap waktu (item-phase requirements planning). MRP seringkali menimbulkan kerancuan karena mempunyai beberapa arti yaitu perencanaan kebutuhan material dengan loop tertutup. MRP biasa digunakan untuk menjadwal aliran material dan merencanakan kebutuhan sumber daya yang diperlukan perusahaan dengan menghitung biayanya yang dikeluarkan untuk bahan baku. Planning BOM tidak menggambarkan produk aktual yang akan dibuat, tetapi proses produk atau komposit produk yang diciptakan untuk memudahkan dan meningkatkan akurasi peramalan penjualan, mengurangi jumlah end item, membuat proses perencanaan dan panjadwalan biasa menjadi lebih akurat, menyederhanakan pemasukan pemesanan dan penjadwalan menjadi lebih akurat, menyederhanakan pemasukan pemesanan pelanggan (costumer order entry) dan menciptkan sistem pemeliharaan dan penyimpanan data yang efisien dan fleksibel, serta melakukan penjadwalan dua tingkat (http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2007-3-00410-TI-Bab%202.pdf).

  1. Make-to-Stok
    Standar dalam sistem struktur standar sedikit end item standar yang dibuat dari komponen-komponen produk akhir disimpan dalam stok pengiriman.
  2. 2.  Assemble-to-Order

Modular dalam struktur modular banyak end item yang dibuat dari s yang sama, kemudian disimpan untuk assembly guna memenuhi pesanan pelanggan.

  1. 3.  Make-to-Order Inverted

Dalam struktur  inverted  banyak end item dibuat dari sejumlah raw materials yang terbatas, berdasarkan pada pesanan pelanggan.

Moto dari MRP adalah memperoleh material yang tepat, dari sumber yang tepat, untuk penempatan yang tepat, dan pada waktu yang tepat. Berdasarkan MPS yang diturunkan dari rencana produksi, suatu sistem MRP mengidentifikasi item apa yang harus dipesan, berapa banyak kuantitas item yang harus dipesan, dan bilamana waktu memesan item itu. Terdapat empat tujuan yang menjadi ciri utama sistem MRP, yaitu (Gaspersz, 2002):

1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat.

Menentukan secara tepat kapan suatu pekerjaan harus selesai (atau material    harus tersedia) untuk memenuhi permintaan atas produk akhir yang sudah direncanakandalam jadwal induk produksi.

  1. Menentukan kebutuhan minimal setiap item .

Dengan diketahuinya kebutuhan akhir, sistem MRP dapat menentukan secara tepat sistem penjadwalan (prioritas) untuk memenuhi semua kebutuhan minimal setiap item.

3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan.

Memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan. Pemesanan perlu dilakukan lewat pembelian atau dibuat pada pabrik sendiri.

  1. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.

Jika penjadwalan ulang ini masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan, maka pembatalan atas suatu pesanan harus dilakukan.        Pada dasarnya mekanisme dari proses MRP merupakan dasar dari pembuatan format dari tampilan MRP. Berikut ini merupakan mekanisme dasar dari pembuatan MRP:

  1. Lead Time merupakan jangka waktu yang dibutuhkan sejak MRP menyarankan suatu pesanan sampai item yang dipesan itu siap untuk digunakan.
  2. On Hand merupakan inventori on hand yang menunjukan kuantitas dari item yang secara fisik ada dalam stockroom.
  3. Lot Size merupakan kuantitas pesanan dari item yang memberitahukan MRP berapa banyak kuantitas yang harus dipesan secara teknik lot-sizing yang dipakai
  4. Safety Stock  merupakan stock pengamanan yang ditetapkan oleh perencana MRP untuk mengatasi fluktuasi dalam permintaan atau penawaran MRP merencanakan untuk mempertahankan tingkat stock pada tingkat ini pada semua periode waktu.
  5. Gross Requirements merupakan total dari kebutuhan, termasuk kebutuhan yang diantisipasi, untuk setiap periode waktu. Suatu  part  tertentu mempunyai kebutuhan kotor yang mencangkup dependent and independent demand.
  6. Project On Hand merupakan  projected available balance (PAB) dan tidak termasuk   planned order.
  7. Net Requirements merupakan kekurangan material yang diproyeksikan untuk  periode ini, sehingga perlu diambil tindakan kedalam  planned order receipts agar menutupi kekurangan material pada periode itu.
  8. Planned Order Receipts merupakan kuantitas pesanan pengisian kembali yang telah direncanakan oleh MRP untuk diterima pada periode tertentu guna memenuhi kebutuhan bersih.
  9. Planned Order Releases merupakan kuantitas planned order  yang ditempatkan atau dikeluarkan dalam periode tertentu, agar item yang dipesan itu akan tersedia saat dibutuhkan. Item yang tersedia pada saat dibutuhkan itu tidak lain adalah kuantitas  planned order receipts yang ditetapkan menggunakan lead time offset.

Tinggalkan komentar